A. Asal Usul Manusia
1. Pandangan Ilmu Pengetahuan
Teori Eramus Darwin, kakek Charles Darwin menyatakan bahwa spesies baru berasal dari spesies lain yang telah ada. Kemudian dimodifikasi dengan menambahkan factor seleksi alam untuk menunjukkan bagaimana mekanisme evolosi itu berlangsung. Evolosi manusia dapat dibagi empat kelompok, yaitu pra manusia, manusia kera, manusia purba, dan manusia modern.
2. Menurut Al-Qur’an
a. Dari sari pati tanah liat (Surat Al-Mu’minun ayat 12)
b. Proses selanjutnya (Surat Al-Mu’minun ayat 13-16)
B. Martabat Manusia
1. Makhluq yang cinta kebenaran
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluq yang cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran. Allah berfirman dalam surat ar-Rum ayat 30
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Islam sebagaimana.engkau adalah hanief (secara kodrat memihak kebenaran). Itulah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Dalam hal ini, tidak bisa menutup mata, bahwa memang ada kecenderungan bagi manusia untuk berbuat sesuatu yang kurang baik, tetapi hal itu adalah bukan menjadi dasarnya, tetapi karena dorongan dari luar. Oleh karena. itu, kalau dalam salah satu ketika, manusia itu jauh dari kebenaran, berilah ia petunjuk, ia akan segera kembali kepada dasarnya, makhluk yang mulia.
2. Makhuq yang mulia
Manusia sebagai anak turunan Adam adalah makhluk yang mulia.. Allah telah melebihkannya dengan sejuta makhluk,lainnya. Kemuliaan manusia adalah karena. jenis kemanusiaannya, umumnya bagi seluruh umat manusia, bukan karena perorangannya, keturunannya, kesukuannya dan kebangsaannya. Allah berfirman dalam surat al-Isra’ ayat 70
"Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam dan telah Kami berikan kendaraan bagi mereka di laut, di darat, dan telah Kami berikan rezeki yang baik-baik kepada mereka, dan telah Kami lebihkan dengan sesungguhnya dari kebanyakan yang telah Kami jadikan.”
Karena itu, dalam Islam, apa yang dinamakan: raja, pangeran, bangsawan, kekuasan, kependetaan, orang-orang suci, pemujaan manusia oleh manusia, tidak dikenal. Semua manusia bersumber dari satu asal Adam dan Hawa.
3. Makhluq yang sempurna bentuknya
Dari segi bentuk ciptaan, manusialah yang menempati kejadian yang paling indah dari makhluq-makhluk Allah lainnya. Walaupun demikian martabat yang mulia dapat pula meluncur jatuh ke bawah menjadi hina dina. Ketinggian martabat seseorang, ialah mereka yang beriman dan beramal saleh. Allah berfirman
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu pada kejadian yang paling baik. Kemudian Kami kembalikan dia pada derajat yang paling rendah, kecuali; orangorang yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka adadah ganjaran yang tak terhingga.
C. Kebutuhan Manusia terhadap agama
Di luar daerah Islam, hubungan antara ilmu dan agama pernah mengalami konfrontasi yang hebat dimana masing-masing punya daerah pendirian yang tak dapat dipertemukan. Dan sesungguhnya dewasa ini hal konfrontasi tersebut masih bisa kita dapati, yaitu hal pertentangan antara ilmu dan agama
Dengan terlepasnya kontrol agama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat, dunia dilanda moral baru. Pergaulan bebas yang mutlak, hubungan seksual diluar pernikahan, yang kuat akan menguasai yang lemah, hukum rimba berlaku saat itu.
Sejarah memperlihatkan kepada kita, betapa kehancuran akhlak dan moral, kehancuran nilai-nilai daripada yang disebut "nilai perikemanusiaan"; kehancuran di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang tidak akan dapat mereka bendung dengan. segala kepintaran akal manusia.
"Telah nampak kerusakan di'darat dan di laut, disebabkan karena perbuatan tangan manusia, sehingga Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS. Arrum, 41)
Kemajuan ilmu. pengetahuan dan teknologi, betul menyilaukan mata.. Tetapi rupanya kemajuan ilmu dan teknologi modern itu tidak mampu memberikan kebahagiaan yang seimbang, lahir dan batin, akibatnya dalam. masyarakat terjadi suatu kegelisahan rohaniah.
Dengan demikian, maka para ahli mulai berfikir bahwa manusia itu bukan saja terdiri daripada daging, tulang dan darah, bukan saja terdiri hanya fisik, akan tetapi mempunyai ruh dan jiwa, dan menghendaki makanan tersendiri, juga mempunyai hajat sendiri. Jika hal ini dibiarkan dia itu bisa merusakkan segala sesuatu.
Apalagi berbicara tentang alam gaib, hal yang berhubungan dengan ketuhanan, alam malaikat, hari pembalasan, kehidupan sesudah mati dan lain-lainnya. Di sini akal manusia pasti berhenti, tidak bisa.berbicara dengan kekuatannya sendiri untuk mengerti hakikat sesungguhnya. Ada beraneka ragam kepercayaan yang merupakan hasil spekulasi manusia, misalnya: animisme, yaitu kepercayaan menganggap bahwa segala barang di atas dunia ini berjiwa; politeisme, yaitu kepercayaan yang serba Tuhan; deisme, yaitu kepercayaan pada adanya satu Tuhan tanpa mengakui wahyu yang datang daripada-Nya. “Tuhan dalam aliran ini bukan faktor yang akfif dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan itu bukan Tuhan yang manusia dapat menyembah-Nya, begitu juga kepercayaan panteisme, suatu kepercayaan yang menganggap Tuhan terdapat dalam. setiap benda di alam ini bagaikan "aiter" yang menyelinap di mana-mana, dan akhirnya ateisme, paham yang mengingkari sama sekah tentang adanya Tuhan.
Jelaslah bahwa manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar yang bernilai mutlak untuk kebahagiaan di dunia dan di alam sesudah mati., Suatu yang mutlak sudah barang tentu harus berasal dari yang mutlak pula, yaitu Allah s.w.t., Tuhan seru sekalian alam. Untuk itulah Tuhan yang bersifat Pengasih dan Penyayang memberikan suatu anugerah kepada manusia bernama agama.
D. Kewajiban Manusia
1. Untuk beribadah (QS. Addzariyat, 56)
a. Ibadah Mahdhah, ibadah pokok yang wajib dilakukan setiap orang.
b. Ibadah Ghairu mahdhah, segala bentuk aktifitas selain perbuatan maksiat, dapat bernilai ibadah, tergantung pada niatnya.
2. Sebagai Khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah, 30)
a. Menguasai bumi untuk kesejahteraan ummat manusia
b. Tidak membuat kerusakan
c. Tidak saling bermusuhan/ membunuh
0 komentar: